KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pengembangan koleksi perpustakaan. Sebagai Bahan yang Berguna untuk
menambah wawasan keilmuan, meskipun banyak kekurangan didalamnya.
penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Medan, 8 Oktober 2015
Penyusun
Faridah
Hanum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................................
B.
Rumusan Masalah..........................................................................................
C.
Tujuan Makalah..............................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................
A. Pengembangan Koleksi Perpustakaan............................................................
1.
Pengertian Perpustakaan..........................................................................
2.
Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan....................................
3.
Kebijakan Pengembangan Koleksi...........................................................
1)
Rumusan Kebijakan...........................................................................
2)
Kerangka Kebijakan Pengembangan Koleksi....................................
4.
Kegiatan Pengembangan Koleksi............................................................
5.
Jenis Koleksi yang dikembangkan...........................................................
B. Proses
Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka..............................................
C. Tujuan Pengembangan koleksi Perpustakaan.................................................
D. Manfaat Pengembangan koleksi....................................................................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
A.
KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan adalah sebuah institusi atau lembaga pengelola koleksi baik yang bersifat
cetak maupun non cetak. Perpustakaan bukan lembaga-lembaga yang mampu menghasilkan uang namun lembaga yang
mengeluarkan uang dan sangat membutuhkan uang. Hal ini sangatlah jelas karena
perpustakaan adalah lembaga yang tumbuh dan berkembang, baik koleksi, maupun jasa dan manusianya. Maka dari
masalah inilah pustakawan harus memikirkan atau merencanakan anggaran
perpustakaan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti, gaji staf, keperluan
operasional dan penambahan koleksi.
Salah satu yang di butuhkan adalah pengadaan koleksi, ini
merupakan kunci utama sebuah perpustakaan untuk dapat berkembang. Karena
kesediaan koleksi dapat mempengaruhi user. Koleksi adalah suatu istilah yang
digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja
yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku,
buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah, bahan
mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
Menurut buku Pedoman Pembinaan
Koleksi dan Pengetahuan Literature (1998 : 2), “Koleksi perpustakaan adalah
semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan
kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan
menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup
berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para
pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.
Jadi koleksi yang sudah ada juga
perlu kita kembangkan, karena Kegiatan
pengembangan koleksi merupakan salah satu sarana yang penting dalam suatu
perpustakaan perguruan tinggi. Kegiatan kerja pengembangan koleksi mencakup
kegiatan memilih pustaka dan dilanjutkan dengan pengadaan pustaka. Kedua
kegiatan memilih dan mengadakan pustaka harus dilaksanakan secara maksimal
sehingga dapat mewujudkan tujuan dan fungsi dari perguruan tinggi yaitu untuk
berusaha menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengembangan Koleksi Perpustakaan
1. Pengertian
Perpustakaan
a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber
informasi, pendidikan, penelitian preservasi dan pelestarian khasanah budaya
bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
b.
Perpustakaan
merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan
dengan para pemakainya.
c.
Perpustakaan
mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara
sesama pemakai, dan antar penyelengara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
d.
Perpustakan
dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran
membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyedian berbagai bahan
bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
e.
Perpustakaan
dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka
yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalamannya.
f.
Perpustakaan
merupakan agen perubahaan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.
g.
Perpustakaan
berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan
pengunjung perpustakaan.
h.
Petugas
perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada
pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta
menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
i.
Perpustakaan
berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap
dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.
j.
Perpustakaan
dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari
intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.
2. Pengertian
Pengembangan Koleksi Perpustakaam
Menurut Ade
Kohar (2003 : 6), “Pengembangan koleksi adalah sejumlah kegiatan yang berkaitan
dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai,
studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi,
seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan
koleksi, dan penyiangan koleksi perpustakaan”. Sedangkan menurut buku
Perpustakaan Perguruan tinggi (2004 : 25), “Pengembangan koleksi adalah
kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh pustakawan bersama sama dengan sivitas akademika perguruan tingginya”.
Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983)
Pengertian Pengembangan koleksi adalah: A term which encompasses a number of
activities related to the development of the library collection, including the
determination of the library collection, including the determination and
coordination of selection policy, assessment of needs of users and potential
users, collection evaluation, identification of collection needs, selection of
materials, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding.
Jika pengertian Pengembangan Koleksi menurut
ALA Glossary of Library and Information Science (1983) di atas diterjemahkan ke
dalam bahasa indonesia yaitu; sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan
dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian
koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan
pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan
penyiangan koleksi perpustakaan.
Sedangkan menurut
Sulistyo_Basuki(1991 : 427) pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan
pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan.
Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan.
Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi
dan pengadaan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang
digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa
saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi
buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah,
bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
3.
Kebijakan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi tidak hanya mencakup
kegiatan pegadaan bahan pustaka tetapi juga menyangkut masalah perumusan kebijakan
dalam memilih dan menentukan bahan pustaka mana yang akan diadakan serta
metode-metode apa yang akan diterapkan, kebijakan pengembangan koleksi
merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan
kebijakan pengembangan koleksi. Agar kebijakan dapat dilaksanakan secara
terarah dan tertulis, tanpa adanya kebijakan tertulis kesalahpahaman akan
tejadi sehingga pengembangan koleksi ke arah koleksi tidak akan terpenuhi.
Qalyubi
( 2007 : 78-79) menyatakan Kebijakan koleksi tertulis berfungsi :
a.
Menjelaskan
cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya agar
diketahui oleh staff, pemakai dan dewan pembina;
b.
Memberi
Diskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi
yang diterapkan di perpustakaan;
c.
Menjadi pedoman
bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan diseleksi
terjamin;
d.
Menjadi
standard atau tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi
telah tercapai;
e.
Berfungsi
sebagai sumber informasi dan panduan bagi staf yang baru mulai berpatisipasi
dalam pengembangan koleksi;
f.
Memperlancar
koordinasi antaranggota, staf pengambangan koleksi;
g.
Memperlancar
kerjasama antar perpustakaan;
h.
Membantu
menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka
kerja;
i.
Membantu
pustakawan menghadapi pengaduan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi
atau ditolak;
j.
Mengurangi
pengaruh selektor tertentu;
k.
Membantu
mempertanggungjawabkan alokasi anggaran;
l.
Menjadi sarana
komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Koleksi yang baik hanya
berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula. Untuk itu, diperlukan
kebijakan yang memandu pengembangan koleksi. Dengan kebijakan pengembangan
koleksi, yang secara resmi disahkan oleh pimpinan sekolah, perpustakaan
memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga
akan memiliki kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak,
baik didalam maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu
didasari asas tertentu,yang harus dipegang teguh.
perpustakaan harus
menjaga agar koleksinya berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan kepala
sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Demikian pula kebutuhan kurikulum perlu
diperhatikan. Sebab itu, asas pengembangan koleksi perlu diperhatikan dalam
memili bahan perpustakaan, antara lain, kerelevanan, berorientasi kepada
kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemuktahiran, dan kerja sama. Berdasarkan
kebijakan yang telah ditetapkan, perpustakaan memilih dan mengadakan bahan
perpustakaan.
Kegiatan ini melibatkan
pustakawan, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak lain yang berkepentingan
dengan perpustakaan. Pemilihan bahan perpustakaan harus cermat sebelum sampai
kepada langkah pengadaannya. Setiap judul yang diusulkan untuk dipesan harus
diperiksa kebenaran data bibliografinya agar tidak menyulitkan pengadaan bahan
pustaka tersebut. Pengadaan bahan perpustakaan merupakan proses yang panjang
dan mahal karena melibatkan berbagai pihak,disamping harga buku yang terus
meningkat.
Proses yang panjang dan
mahal ini biasanya tidak didasari oleh pengguna. Bahan perpustakaan yang
diterima dibuatkan kedalinya yang berupa katalog, Dengan katalog perpustakaan
dapat mengenali seluruh koleksinya. Melalui catalog pengguna dapat mengetahui
koleksi perpustakaan.
Di sinilah peranan
penting pengkatalogan dan pengklasifikasian bahan pustaka perpustakaan. Selain mengendalikan
koleksi, kedua hai itu sekaligus juga menginformasikan koleksi bahan
perpustakaan. Setelah selesai diolah, bahan perpustakaan diserahkan ke bagian
pelayanan.
Kebijakan pengembangan
koleksi didasari asas berikut:
1. Kerelevan.
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sekolah. Karena itu, perpustakaan
perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program
berhubungan dengan jumlah dan besar sekolah, Program studi, lembaga, dan
seterusnya. Jenjang program meliputi program SMA IPA/IPS.
2. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Pengembangan koleksi
harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan
sekolah adalah tenaga pengajar, tenaga administrasi, siswa, yang kebutuhannya
akan informasi berbeda-beda.
3. Kelengkapan.
Koleksi hendaknya
jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam pembelajaran,
tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada
secara lengkap (lihat Kep. Mendiknas, No. 0234/U/2000, tentang Pedoman
Pendirian sekolah).
4. Kemutakhiran.
Koleksi hendaknya
mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakan harus mengadakan dan
memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Kerja sama.
Koleksi hendaknya
merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi,
yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan siswa. Dengan kerja sama,
diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
6. Rangkaian Kegiatan.
Pada umumnya,
pengembangan koleksi meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a) Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan
pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Ke bijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan
yayasan dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, sekolah, dan unit lain.
b) Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat
dalam pengembangan koleksi.
c) Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas
akademika yang dilayani.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Mempelajari kurikulum setiap program studi;
2) Memberikan kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui
berbagai media komunikasi;
3) Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun
maya;
4) Menyigi pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan
dalam melayani pengguna.
d) Memilih dan mengadakan bahan perpustakaan lewat pembelian,
tukar-menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib;
f) Menyiangi koleksi;
g) Menevaluasi koleksi.
Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang
memadai, karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan
alat bantu pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.
1)
Perumusan Kebijakan
Pengembangan koleksi
Menurut Yulia (1993 : 25) tujuan Pengembangan koleksi perpustakaan perlu
dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di sekolah agar
perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya.
Yang perlu
dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:
a) Program Lembaga;
b) Model pembelajaran yang dijalankan;
c) Kebutuhan pengguna;
d) Jenis koleksi;
e) Kriteria bahan perpustakaan;
f) Jumlah eksemplar;
g) Bahasa.
Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan
kepada:
a) Pustakawan;
b) Wakil sivitas akademika;
c) Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Yang berhak untuk
mengusulkan pembelian bahan perpustakaan adalah:
a) Pustakawan;
b) Tenaga pengajar dan peneliti;
c) Siswa;
d) Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan Yang berhak melakukan
seleksi terhadap usulan pembelian bahan perpustakaan adalah tim seleksi. Yang
behak menetapkan pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah
kepala perpustakaan.
2)
Kerangka kebijakan pengembangan koleksi
a. Pendahuluan Dalam bagian ini dijelaskan alas an perlunya kebijakan
pengembangan koleksi, siapa yang bertanggung jawab, dan untuk siapa bahan
perpustakaan diadakan.
b. Tujuan Dalam bagian ini diuraikan tujuan perpustakaan dan sekolah yang
dilayani. Tujuan hendaknya jelas dan mudah dicapai.
c. Kebijakan pengembagan koleksi.
d. Bagian ini memuat inti kebijakan pemilihan dan pengadaan bahan
perpustakaan. Di bagian ini dijelaskan siapa yang berwenang, cara memilih,
pertimbangan yang dipakai, dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan
pengadaan. Keputusan akhir seyogyanya ditentukan oleh pimpinan perpustakaan.
e. Kebijakan evaluasi dan penyianganBagian ini menguraikan manfaat, daya
guna, dan hasil guna koleksi perpustakaan dalam memenuhi tujuan dan fungsi
perpustakaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayani.
4. Kegiatan Pengembangan Koleksi
1. Pemilihan atau Seleksi Bahan Pustaka
Proses pemilihan bahan
pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang
ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan
proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan
perpustakaan. Kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga, dan pengolah yang
tersedia di perpustakaan. Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan
(Siregar 1999 : 86) dan pengetahuan Literature dinyatakan bahwa adapun cara
pemilihan bahan pustaka adalah :
1) Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna perpustakaan;
2) Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu
pemilihan buku;
3) Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung;
4) Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang
dikelompokkan dari kelompok diskusi atau media komunikasi.
Untuk melakukan
pemilihan bahan pustaka diperlukan alat bantu seleksi. Menurut Sulistyo-Basuki
(1991 : 432) karena seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu
dilakukan dan berhubungan dengan mutu perpustakaaan yang bersangkutan, alat
bantu seleksi antara lain :
1) Silabus mata kuliah;
2) Katalog penerbit/berita buku;
3) Bibliografi;
4) Daftar perolehan buku;
6) Iklan dan selebaran terbitan baru;
7) Book inprint;
8) Pangkalan data;
9) Situs Web
Setiap perpustakaan
memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam
menentukan seleksi
bahan pustaka atau struktur organisasi. Secara garis besar alat bantu seleksi
bahan pustaka terdiri atas dua bagian :
a. Alat Bantu Seleksi
Yaitu alat yang dapat membantu pustakawanuntuk
memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi. Karena informasi yang diberikan
dalam alat bantu tersebut tidak terbatas pada data bibliografis, tetapi juga
mencakup keterangan lain diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini
bisa diberikan dalam bentuk notasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review)
dengan panjang dan bervariasi. Contoh alat bantu seleksi yaitu :
a) Tinjauan buku/bahan pustaka lain;
b) Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu ( core, list, subjek tertentu atau kelompok tertentu);
c) Katalog Perpustakaan dan Indeks, misalnya book review indeks dan sebagainya.
b. Alat indeks dan verifikasi
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data
bibliografi bahan pustaka (kadang-kadang dengan harga) alat seperti ini di
pakai untuk mengetahui judul yang telah diterbitkan atau yang akan di terbitkan
dalam bidang subjek tertentu alat bantu ini dapat dipakai untuk mengetahui
verifikasi apakah judul atas nama pengarang, beberapa harganya, tebitan berseri
atau bahan pandang dengar, masih ada dipasaran dan verifikasi atau tidak.
Tahapan seleksi bahan pustaka dilakukan untuk keberhasilan kegiatan
pengembangan koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan langkah penting untuk menciptakan
mutu koleksi yang memiliki kualitas.
Menurut Soedibyo (1998 : 301), menyatakan bahwa “Book
selection” adalah seleksi pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini
akan berguna dan tempat bagi perpustakaan dimana kita bertugas.” Seleksi bahan
pustaka dilakukan dengan pemilihan bahan pustaka yang akan dilayanin untuk
pengguna dengan pemilihan bahan pustaka. Koleksi yang dilayanankan harus
diseleksi apakah sesuai dengan pengguna. Ketetapan
pemilihankoleksi ditentukan oleh beberapa prinsip penyeleksian bahan pustaka,
antara lain :
a. Pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna perpustakaan
b. Permintaan pengguna;
c. Pemilihan bahan pustaka harus benar-benar dapat mengembangkan dan memperkaya pengetahuan pengguna;
d. Setiap bahan pustaka harus dibina berdasarkan rencana tertentu.
Selain alat bantu yang disebut di dalam kutipan di
atas. Alat bantu lain yang juga dapat dijadikan acuan dalam seleksi adalah
brosur buku dari penerbitan, resensi buku dan majalah, surat kabar, dan media
lain. Tim seleksi (selector) tinggal melihat alat bantu mana yang sesuai dengan
kebutuhan agar mekanisme kerja maksimal.
Menurut Siregar (1998 : 6) dalam melaksanakan seleksi
bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan
pengembangan koleksi, antara lain :
a) Relevansi (kesesuaian)
Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan
kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna.
b) Kelengkapan.
Koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi
juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian.
c) Kemuktahiran.
Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga
informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh
kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit.
d) Kerjasama.
Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan
pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan
beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi
kebutuhan pengguna.
e) Alat bantu seleksi.
Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya
pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat.
2. Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan bahan
pustaka harus memiliki beberapa prinsip, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna
secara efisien dan optimal. Menurut Soeatimah (1992:76) ada empat prinsip dalam
pemilihan bahan pustaka yang harus di pilih secara cermat dan disesuaikan
dengan :
a. Minat dan kebutuhan masyrakat pemakai.
b. Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.
c. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif.
d. Pustaka yang mmenuhi kualitas dan persyaratan.
5. Jenis
Koleksi yang dikembangkan
Jenis-jenis bahan pustaka ditinjau
dari bentuk fisiknya, yaitu:
1. Bahan-bahan
pustaka berupa buku-buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku-buku tentang
ilmu pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu
pengetahuan alam.
2. Bahan-bahan
pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan
hitam.
Bahan-bahan pustaka yang bukan
berupa buku ini dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.
Bahan-bahan tertulis, seperti surat
kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, kliping.
b. Bahan-bahan
berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam, radio, tape recorder,
filmslide, projektor, filmstrip projektor, E-book, E-journal.
Jenis-jenis bahan pustaka ditinjau
dari isinya, yaitu:
a)
Bahan-bahan pustaka yang isinya
fiksi atau disebut buku-buku fiksi, seperti buku cerita anak-anak, cerpen,
novel, novelet, roman, drama, puisi, pantun, syair.
b) Bahan-bahan
pustaka yang isinya non fiksi atau disebut buku-buku non fiksi, seperti buku
referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.
Karya Cetak.
Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat
jenis koleksi perpustakaan yaitu:
1.
Karya cetak
Karya
cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak,
seperti :
a)
Buka
Buku adalah bahan pustaka yang
merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi
perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49
halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku
teks, dan buku rujukan.
a)
Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan
untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk
dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan
dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan
tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
2. Karya
noncetak
Karya noncetak adalah hasil
pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau
majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video,
rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka
ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam
jenis bahan pustaka ini adalah:
a) Rekaman
suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk
pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah
buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b) Gambar
hidup dan rekaman video
Yang termasuk dalam bentuk ini
adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai
untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana
cara menggunakan perpustakaan.
3. Bahan
Grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu
bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto,
gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat
(misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).
a)
Bahan Kartografi Yang termasuk
kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
b) Bentuk
mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka
yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan
harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini
digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak.
Hal ini disebabkan informasi yang
tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan
sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi
perpustakaan yaitu :
a.
Mikrofilm, bentuk mikro dalam
gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
- Mikrofis,
bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar)
dan 75 mm x 125 mm.
- Microopaque, bentuk mikro
dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus
cahaya. Ukuran sebesar mikrofis.
4. Karya
dalam bentuk elektronik
Dengan adanya teknologi informasi,
maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis
dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti
computer, CD-ROM player, dan sebagainya.
E. Proses
Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka
Perpustakaan menentukan dan memilih macam
pustaka yang akan dihimpun menjadi koleksi perpustakaan. Prosedur dan tata cara
pemilihan atau seleksi telah ditentukan oleh perpustakaan dan seyogyanya
dibukukan dalam Buku Pedoman Kerja Perpustakaan (Soeatminah, 1992:67).
Secara umum seleksi diartikan sebagaai
tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam hubungannya dengan pengembangan
koleksi perpustakaan, seleksi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi rekaman
informasi yang akan ditambahakan pada koleksi yang sudah ada, di perpustakaaan
(Magrill and Corbin, 1989:1)
2. Pengadaan Koleksi (Akuisisi)
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun
bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan
minat dan kebutuhan, lengkap, dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan
masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaaan berasal dari berbagai macam
sumber seperti hadiah, tukar-menukar, titipan, dan pembelian (Soeatminah,
1992:71).
Bahan pustaka yang akan
diadakan mencakup :
a) Karya cetak atau karya grafis, seperti buku, majalah, surat kabar,
disertasi dan laporan
b) b.Karya non cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman
audio, kaset, dan video
c) c.Bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis, dan microopaque
d)
d.Karya elektronik,
seperti disket, pita magnetic, dan cakram, serta kelongsongan elektronik yang
diasosiasikan dengan computer (Basuki, 1991:8).
3. Penyiangan Koleksi
(Diseleksi)
Penyiangan koleksi
adalah kegiatan memilih, mengeluarkan, dari koleksi bahan pustaka yang sudah
tidak cocok lagi dengantujuan, fungsi, dan ruang lingkup layanan perpustakaan (Soeatminah,
1992:70).
Penyiangan, penyortiran
yaitu kebijaksanaan pengeluaran, penyortiran koleksi dari suatu perpustakaan
karena dianggap tidak diminati lagi atau mungkin jumlah eksemplarnya terlalu
banyak. Dengan demikian koleksi ini tidak mempunyai nilai atau arti lagi untuk
disimpan (Lasa, HS, 1990:82).
4. Perawatan Koleksi
Pemeliharaan dan perawatan
koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan
pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik (Soeatminah,
1992:126).
Salah satu kegiatan
yang harus dilakukan perpustakaan adalah mengadakan penyimpanan dan pelestarian
bahan pustaka. Kegiatan ini harus dilaksanakan perpustakaan agar setiap bahan
pustaka selalu terpelihara dan terawat dengan baik, sehingga daya pakai menjadi
panjang, usianya lebih lama, dan tetap utuh, peletakannya di rak selalu
teratur, dan keadaannya selalu bersih (Sutarno N.S, 2003:92).
5. Evaluasi Koleksi
Evaluasi adalah
kegiatan pemeriksaan secara menyeluruh, apakah koleksi itu masih cocok dengan
catatan yang ada. kegiatan ini untuk mengetahui pengembangan dan kehilangan
koleksi (Lasa, H.S, 1990:74).
Koleksi dievaluasi dari
segi prosedur pengadaannya, yaitu :
a. Ada tidaknya pedoman tertulis tentang kebijakan dan tata cara pengadaan
pustaka;
b. Penanggung jawab dan pelaksanaan pengadaan koleksi;
c. Pelaksanaan pengadaan koleksi sesuai dengan pedoman yang ada atau
tidakKoleksi juga dievaluasi dari segi kualitas dan ruang lingkupnya dengan
secara langsung di cek ke rak atau lokasi. (Soeatminah, 1992:136)
F. Tujuan Pengembangan
koleksi Perpustakaan
Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 26),
“Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan
dengan kebutuhan sivitas akademika di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat
secara terencana mengembangkan koleksinya”.
Sedangkan menurut Sutarno NS (2006 115)“Pengembangan koleksi
bertujuan untuk menambah jumlah koleksi, meningkatkan dan jenis bahan bacaan,
dan meningkatkan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
koleksi adalah mengembangkan koleksi yang baik dan seimbang, dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna yang disusun berdasarkan standar koleksi perpustakaan dan
kajian kepustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sivitas akademika.
G.
Manfaat Pengembangan koleksi
Menurut Sutarno NS
(2006 : 118), manfaat pengembangan koleksi antara lain :
1. Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan pustaka yang harus
dibeli.
2.
Membantu merencanakan
bentuk-bentuk kerja sama dengan perpustakaan lain, seperti pinjam antar
perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan, dan sebagainya.
3.
Membantu identifikasi
bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi.
4.
Membantu dalam
merencanakan anggaran jangka panjang dengan menetapkan prioritas-prioritas dan
garis besar sasaran pengembangan.
5.
Membantu memilih cara
terbaik untuk pengadaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang
digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa
saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi
buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah,
bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
pengembangan koleksi adalah mengembangkan koleksi yang baik dan
seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang disusun berdasarkan standar
koleksi perpustakaan dan kajian kepustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pengguna sivitas akademika. Setiap perpustakaan
memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam menentukan seleksi
bahan pustaka atau struktur organisasi.
Daftar Pustaka
www://kebijakan seleksi guna
mendukung pengembangan koleksi.com
www://koleksi perpustakaan
sekolah.com
http://pengadaan_dan_pengoleksian_bahan_pustaka.com
http://kebijakan_koleksi_guna_mengembangkan_perpustakaan_sekolah.com
Nugroho, Muhammad Agung. 2009. Pengadaan Bahan Pustaka Buku. Semarang: Universitas
Diponegoro Semarang.
Febrianto, Erwin. 2009. Pengembangan koleksi perpustakaan
diperpustakaan. Surakarta : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar