Sabtu, 17 Oktober 2015

pengembangan koleksi bahan perpustakaan

KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pengembangan koleksi perpustakaan. Sebagai Bahan yang Berguna untuk menambah wawasan keilmuan, meskipun banyak kekurangan didalamnya.                            
       penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


            Medan, 8 Oktober 2015



                                                                                                         Penyusun
                                                                                                            Faridah Hanum










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB  I: PENDAHULUAN......................................................................................
A.    Latar Belakang Masalah.................................................................................
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................
C.     Tujuan Makalah..............................................................................................

BAB  II: PEMBAHASAN........................................................................................
A.    Pengembangan Koleksi Perpustakaan............................................................
1.      Pengertian Perpustakaan..........................................................................
2.      Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan....................................
3.      Kebijakan Pengembangan Koleksi...........................................................
1)      Rumusan Kebijakan...........................................................................
2)      Kerangka Kebijakan Pengembangan Koleksi....................................
4.      Kegiatan Pengembangan Koleksi............................................................
5.      Jenis Koleksi yang dikembangkan...........................................................
B.     Proses Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka..............................................
C.     Tujuan Pengembangan koleksi Perpustakaan.................................................
D.    Manfaat Pengembangan koleksi....................................................................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
A.    KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perpustakaan adalah sebuah institusi atau lembaga pengelola koleksi baik yang bersifat cetak maupun non cetak. Perpustakaan bukan lembaga-lembaga yang mampu menghasilkan uang namun lembaga yang mengeluarkan uang dan sangat membutuhkan uang. Hal ini sangatlah jelas karena perpustakaan adalah lembaga yang tumbuh dan berkembang, baik koleksi, maupun jasa dan manusianya. Maka dari masalah inilah pustakawan harus memikirkan atau merencanakan anggaran perpustakaan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti, gaji staf, keperluan operasional dan penambahan koleksi.
Salah satu yang di butuhkan adalah pengadaan koleksi, ini merupakan kunci utama sebuah perpustakaan untuk dapat berkembang. Karena kesediaan koleksi dapat mempengaruhi user. Koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literature (1998 : 2), “Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi”.
Jadi koleksi yang sudah ada juga perlu kita kembangkan, karena  Kegiatan pengembangan koleksi merupakan salah satu sarana yang penting dalam suatu perpustakaan perguruan tinggi. Kegiatan kerja pengembangan koleksi mencakup kegiatan memilih pustaka dan dilanjutkan dengan pengadaan pustaka. Kedua kegiatan memilih dan mengadakan pustaka harus dilaksanakan secara maksimal sehingga dapat mewujudkan tujuan dan fungsi dari perguruan tinggi yaitu untuk berusaha menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengembangan Koleksi Perpustakaan
1.      Pengertian Perpustakaan
a.       Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
b.      Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
c.       Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antar penyelengara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
d.      Perpustakan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyedian berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
e.       Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
f.       Perpustakaan merupakan agen perubahaan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.
g.      Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
h.      Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
i.        Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.
j.        Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

2.      Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaam
Menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Pengembangan koleksi adalah sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi, dan penyiangan koleksi perpustakaan”. Sedangkan menurut buku Perpustakaan Perguruan tinggi (2004 : 25), “Pengembangan koleksi adalah kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama sama dengan sivitas akademika perguruan tingginya”.
Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983) Pengertian Pengembangan koleksi adalah: A term which encompasses a number of activities related to the development of the library collection, including the determination of the library collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs of users and potential users, collection evaluation, identification of collection needs, selection of materials, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding.
Jika pengertian Pengembangan Koleksi menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983) di atas diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia yaitu; sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan penyiangan koleksi perpustakaan.
Sedangkan menurut Sulistyo_Basuki(1991 : 427) pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.

3.      Kebijakan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi tidak hanya mencakup kegiatan pegadaan bahan pustaka tetapi juga menyangkut masalah perumusan kebijakan dalam memilih dan menentukan bahan pustaka mana yang akan diadakan serta metode-metode apa yang akan diterapkan, kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan koleksi. Agar kebijakan dapat dilaksanakan secara terarah dan tertulis, tanpa adanya kebijakan tertulis kesalahpahaman akan tejadi sehingga pengembangan koleksi ke arah koleksi tidak akan terpenuhi.
 Qalyubi ( 2007 : 78-79) menyatakan Kebijakan koleksi tertulis berfungsi :
a.       Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya agar diketahui oleh staff, pemakai dan dewan pembina;
b.      Memberi Diskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan;
c.       Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan diseleksi terjamin;
d.      Menjadi standard atau tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai;
e.       Berfungsi sebagai sumber informasi dan panduan bagi staf yang baru mulai berpatisipasi dalam pengembangan koleksi;
f.       Memperlancar koordinasi antaranggota, staf pengambangan koleksi;
g.      Memperlancar kerjasama antar perpustakaan;
h.      Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja;
i.        Membantu pustakawan menghadapi pengaduan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak;
j.        Mengurangi pengaruh selektor tertentu;
k.      Membantu mempertanggungjawabkan alokasi anggaran;
l.        Menjadi sarana komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Koleksi yang baik hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang memandu pengembangan koleksi. Dengan kebijakan pengembangan koleksi, yang secara resmi disahkan oleh pimpinan sekolah, perpustakaan memiliki pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan memiliki kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik didalam maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari asas tertentu,yang harus dipegang teguh.
perpustakaan harus menjaga agar koleksinya berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan kepala sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Demikian pula kebutuhan kurikulum perlu diperhatikan. Sebab itu, asas pengembangan koleksi perlu diperhatikan dalam memili bahan perpustakaan, antara lain, kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemuktahiran, dan kerja sama. Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, perpustakaan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan.
Kegiatan ini melibatkan pustakawan, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak lain yang berkepentingan dengan perpustakaan. Pemilihan bahan perpustakaan harus cermat sebelum sampai kepada langkah pengadaannya. Setiap judul yang diusulkan untuk dipesan harus diperiksa kebenaran data bibliografinya agar tidak menyulitkan pengadaan bahan pustaka tersebut. Pengadaan bahan perpustakaan merupakan proses yang panjang dan mahal karena melibatkan berbagai pihak,disamping harga buku yang terus meningkat.
Proses yang panjang dan mahal ini biasanya tidak didasari oleh pengguna. Bahan perpustakaan yang diterima dibuatkan kedalinya yang berupa katalog, Dengan katalog perpustakaan dapat mengenali seluruh koleksinya. Melalui catalog pengguna dapat mengetahui koleksi perpustakaan.
Di sinilah peranan penting pengkatalogan dan pengklasifikasian bahan pustaka perpustakaan. Selain mengendalikan koleksi, kedua hai itu sekaligus juga menginformasikan koleksi bahan perpustakaan. Setelah selesai diolah, bahan perpustakaan diserahkan ke bagian pelayanan.
Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut:
1.      Kerelevan.
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sekolah. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan jumlah dan besar sekolah, Program studi, lembaga, dan seterusnya. Jenjang program meliputi program SMA IPA/IPS.

2.      Berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan sekolah adalah tenaga pengajar, tenaga administrasi, siswa, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda.
3.      Kelengkapan.
Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap (lihat Kep. Mendiknas, No. 0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian sekolah).
4.      Kemutakhiran.
Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakan harus mengadakan dan memperbaharui bahan perpustakaan sesuai dengan  perkembangan ilmu pengetahuan.
5.      Kerja sama.
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang  berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan siswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
6.      Rangkaian Kegiatan.
Pada umumnya, pengembangan koleksi meliputi rangkaian kegiatan  sebagai berikut:
a)      Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna sesuai dengan asas tersebut di atas. Ke bijakan ini disusun bersama  oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan yayasan dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, sekolah, dan unit lain.
b)      Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.
c)      Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)      Mempelajari kurikulum setiap program studi;
2)      Memberikan kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media komunikasi;
3)      Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya;
4)      Menyigi pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani pengguna.
d)     Memilih dan mengadakan bahan perpustakaan lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib;
e)      Merawat bahan perpustakaan;
f)       Menyiangi koleksi;
g)      Menevaluasi koleksi.
Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cakap dan berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alat bantu pemilihan bahan perpustakaan yang relevan.

1)      Perumusan Kebijakan
Pengembangan koleksi Menurut Yulia (1993 : 25) tujuan Pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di sekolah agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya.
Yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:
a)      Program Lembaga;
b)      Model pembelajaran yang dijalankan;
c)      Kebutuhan pengguna;
d)     Jenis koleksi;
e)      Kriteria bahan perpustakaan;
f)       Jumlah eksemplar;
g)      Bahasa.
Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan kepada:
a)      Pustakawan;
b)      Wakil sivitas akademika;
c)      Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Yang berhak untuk mengusulkan pembelian bahan perpustakaan adalah:
a)      Pustakawan;
b)      Tenaga pengajar dan peneliti;
c)      Siswa;
d)     Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan Yang berhak melakukan seleksi terhadap usulan pembelian bahan perpustakaan adalah tim seleksi. Yang behak menetapkan pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah kepala perpustakaan.

2)      Kerangka kebijakan pengembangan koleksi
a.       Pendahuluan Dalam bagian ini dijelaskan alas an perlunya kebijakan pengembangan koleksi, siapa yang bertanggung jawab, dan untuk siapa bahan perpustakaan diadakan.
b.      Tujuan Dalam bagian ini diuraikan tujuan perpustakaan dan sekolah yang dilayani. Tujuan hendaknya jelas dan mudah dicapai.
c.       Kebijakan pengembagan koleksi.
d.      Bagian ini memuat inti kebijakan pemilihan dan pengadaan bahan perpustakaan. Di bagian ini dijelaskan siapa yang berwenang, cara memilih, pertimbangan yang dipakai, dan siapa yang bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan. Keputusan akhir seyogyanya ditentukan oleh pimpinan perpustakaan.
e.       Kebijakan evaluasi dan penyianganBagian ini menguraikan manfaat, daya guna, dan hasil guna koleksi perpustakaan dalam memenuhi tujuan dan fungsi perpustakaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayani.

4.      Kegiatan Pengembangan Koleksi
1.      Pemilihan atau Seleksi Bahan Pustaka
Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan. Kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga, dan pengolah yang tersedia di perpustakaan. Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan (Siregar 1999 : 86) dan pengetahuan Literature dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustaka adalah :
1)      Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna perpustakaan;
2)      Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu pemilihan buku;
3)      Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung;
4)      Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dikelompokkan dari kelompok diskusi atau media komunikasi.
Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka diperlukan alat bantu seleksi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 432) karena seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan dan berhubungan dengan mutu perpustakaaan yang bersangkutan, alat bantu seleksi antara lain :
1)      Silabus mata kuliah;
2)      Katalog penerbit/berita buku;
3)      Bibliografi;
4)      Daftar perolehan buku;
5)      Tinjauan dari resensi buku;
6)      Iklan dan selebaran terbitan baru;
7)      Book inprint;
8)      Pangkalan data;
9)      Situs Web
Setiap perpustakaan memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam
menentukan seleksi bahan pustaka atau struktur organisasi. Secara garis besar alat bantu seleksi bahan pustaka terdiri atas dua bagian :
a.       Alat Bantu Seleksi
Yaitu alat yang dapat membantu pustakawanuntuk memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi. Karena informasi yang diberikan dalam alat bantu tersebut tidak terbatas pada data bibliografis, tetapi juga mencakup keterangan lain diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa diberikan dalam bentuk notasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review) dengan panjang dan bervariasi. Contoh alat bantu seleksi yaitu :
a)      Tinjauan buku/bahan pustaka lain;
b)      Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu  ( core, list, subjek tertentu atau kelompok  tertentu);
c)      Katalog Perpustakaan dan Indeks, misalnya book review indeks dan sebagainya.

b.      Alat indeks dan verifikasi
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka (kadang-kadang dengan harga) alat seperti ini di pakai untuk mengetahui judul yang telah diterbitkan atau yang akan di terbitkan dalam bidang subjek tertentu alat bantu ini dapat dipakai untuk mengetahui verifikasi apakah judul atas nama pengarang, beberapa harganya, tebitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada dipasaran dan verifikasi atau tidak. Tahapan seleksi bahan pustaka dilakukan untuk keberhasilan kegiatan pengembangan koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan langkah penting untuk menciptakan mutu koleksi yang memiliki kualitas.
Menurut Soedibyo (1998 : 301), menyatakan bahwa “Book selection” adalah seleksi pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini akan berguna dan tempat bagi perpustakaan dimana kita bertugas.” Seleksi bahan pustaka dilakukan dengan pemilihan bahan pustaka yang akan dilayanin untuk pengguna dengan pemilihan bahan pustaka. Koleksi yang dilayanankan harus diseleksi apakah sesuai dengan pengguna. Ketetapan pemilihankoleksi ditentukan oleh beberapa prinsip penyeleksian bahan pustaka, antara lain :
a.       Pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna perpustakaan
b.      Permintaan pengguna;
c.       Pemilihan bahan pustaka harus benar-benar dapat mengembangkan dan   memperkaya pengetahuan pengguna;
d.      Setiap bahan pustaka harus dibina berdasarkan rencana tertentu.

Selain alat bantu yang disebut di dalam kutipan di atas. Alat bantu lain yang juga dapat dijadikan acuan dalam seleksi adalah brosur buku dari penerbitan, resensi buku dan majalah, surat kabar, dan media lain. Tim seleksi (selector) tinggal melihat alat bantu mana yang sesuai dengan kebutuhan agar mekanisme kerja maksimal.
Menurut Siregar (1998 : 6) dalam melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain :
a)      Relevansi (kesesuaian)
Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna.
b)      Kelengkapan.
Koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang berkaitan dengan bahan penelitian.


c)      Kemuktahiran.
Perpustakaan harus selalu mengadakan pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat dari tahun terbit.
d)     Kerjasama.
Perlunya kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
e)      Alat bantu seleksi.
Untuk memudahkan mengetahui informasi koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang tepat.

2. Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan bahan pustaka harus memiliki beberapa prinsip, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien dan optimal. Menurut Soeatimah (1992:76) ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang harus di pilih secara cermat dan disesuaikan dengan :
a.       Minat dan kebutuhan masyrakat pemakai.
b.      Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.
c.       Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif.
d.      Pustaka yang mmenuhi kualitas dan persyaratan.

5.      Jenis Koleksi yang dikembangkan 
Jenis-jenis bahan pustaka ditinjau dari bentuk fisiknya, yaitu:
1.    Bahan-bahan pustaka berupa buku-buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku-buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan alam.
2.      Bahan-bahan pustaka bukan berupa buku, seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam.
Bahan-bahan pustaka yang bukan berupa buku ini dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu:


a.       Bahan-bahan tertulis, seperti surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, kliping.
b.      Bahan-bahan berupa alat pengajaran, seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide, projektor, filmstrip projektor, E-book, E-journal.
Jenis-jenis bahan pustaka ditinjau dari isinya, yaitu:
a)      Bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi atau disebut buku-buku fiksi, seperti buku cerita anak-anak, cerpen, novel, novelet, roman, drama, puisi, pantun, syair.
b)      Bahan-bahan pustaka yang isinya non fiksi atau disebut buku-buku non fiksi, seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.
Karya Cetak.
Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu:
1.      Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti :
a)      Buka
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
a)      Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.

2.      Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:



a)      Rekaman suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b)      Gambar hidup dan rekaman video
Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan.

3.      Bahan Grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).
a)      Bahan Kartografi Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
b)      Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak.
Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu :
a.       Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
  1. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
  2. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis.


4.      Karya dalam bentuk elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.


E.     Proses Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka
1.         Pemilihan Koleksi (Seleksi)
Perpustakaan menentukan dan memilih macam pustaka yang akan dihimpun menjadi koleksi perpustakaan. Prosedur dan tata cara pemilihan atau seleksi telah ditentukan oleh perpustakaan dan seyogyanya dibukukan dalam Buku Pedoman Kerja Perpustakaan (Soeatminah, 1992:67).
Secara umum seleksi diartikan sebagaai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi perpustakaan, seleksi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahakan pada koleksi yang sudah ada, di perpustakaaan (Magrill and Corbin, 1989:1)
2. Pengadaan Koleksi (Akuisisi)
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap, dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaaan berasal dari berbagai macam sumber seperti hadiah, tukar-menukar, titipan, dan pembelian (Soeatminah, 1992:71).
Bahan pustaka yang akan diadakan mencakup :
a)      Karya cetak atau karya grafis, seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi dan laporan
b)      b.Karya non cetak atau karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset, dan video
c)      c.Bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis, dan microopaque
d)     d.Karya elektronik, seperti disket, pita magnetic, dan cakram, serta kelongsongan elektronik yang diasosiasikan dengan computer (Basuki, 1991:8).


3. Penyiangan Koleksi (Diseleksi)
Penyiangan koleksi adalah kegiatan memilih, mengeluarkan, dari koleksi bahan pustaka yang sudah tidak cocok lagi dengantujuan, fungsi, dan ruang lingkup layanan perpustakaan (Soeatminah, 1992:70).
Penyiangan, penyortiran yaitu kebijaksanaan pengeluaran, penyortiran koleksi dari suatu perpustakaan karena dianggap tidak diminati lagi atau mungkin jumlah eksemplarnya terlalu banyak. Dengan demikian koleksi ini tidak mempunyai nilai atau arti lagi untuk disimpan (Lasa, HS, 1990:82).

4. Perawatan Koleksi
Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik (Soeatminah, 1992:126).
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan perpustakaan adalah mengadakan penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan ini harus dilaksanakan perpustakaan agar setiap bahan pustaka selalu terpelihara dan terawat dengan baik, sehingga daya pakai menjadi panjang, usianya lebih lama, dan tetap utuh, peletakannya di rak selalu teratur, dan keadaannya selalu bersih (Sutarno N.S, 2003:92).

5. Evaluasi Koleksi
Evaluasi adalah kegiatan pemeriksaan secara menyeluruh, apakah koleksi itu masih cocok dengan catatan yang ada. kegiatan ini untuk mengetahui pengembangan dan kehilangan koleksi (Lasa, H.S, 1990:74).
Koleksi dievaluasi dari segi prosedur pengadaannya, yaitu :
a.       Ada tidaknya pedoman tertulis tentang kebijakan dan tata cara pengadaan pustaka;
b.      Penanggung jawab dan pelaksanaan pengadaan koleksi;
c.       Pelaksanaan pengadaan koleksi sesuai dengan pedoman yang ada atau tidakKoleksi juga dievaluasi dari segi kualitas dan ruang lingkupnya dengan secara langsung di cek ke rak atau lokasi. (Soeatminah, 1992:136)




F.     Tujuan Pengembangan koleksi Perpustakaan
Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 26), “Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya”.
Sedangkan menurut Sutarno NS (2006 115)“Pengembangan koleksi bertujuan untuk menambah jumlah koleksi, meningkatkan dan jenis bahan bacaan, dan meningkatkan mutu koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi adalah mengembangkan koleksi yang baik dan seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang disusun berdasarkan standar koleksi perpustakaan dan kajian kepustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sivitas akademika.

G.    Manfaat Pengembangan koleksi
Menurut Sutarno NS (2006 : 118), manfaat pengembangan koleksi antara lain :
1.      Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan pustaka yang harus dibeli.
2.      Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan perpustakaan lain, seperti pinjam antar perpustakaan, kerjasama dalam pengadaan, dan sebagainya.
3.      Membantu identifikasi bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi.
4.      Membantu dalam merencanakan anggaran jangka panjang dengan menetapkan prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan.
5.      Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan.






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya.
pengembangan koleksi adalah mengembangkan koleksi yang baik dan seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang disusun berdasarkan standar koleksi perpustakaan dan kajian kepustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna sivitas akademika. Setiap perpustakaan memiliki struktur organisasi tersendiri, sehingga dalam menentukan seleksi bahan pustaka atau struktur organisasi.





















Daftar Pustaka
www://kebijakan seleksi guna mendukung pengembangan koleksi.com
www://koleksi perpustakaan sekolah.com
http://pengadaan_dan_pengoleksian_bahan_pustaka.com
http://kebijakan_koleksi_guna_mengembangkan_perpustakaan_sekolah.com
Nugroho, Muhammad Agung. 2009. Pengadaan Bahan Pustaka Buku. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.

Febrianto, Erwin. 2009. Pengembangan koleksi perpustakaan diperpustakaan. Surakarta : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar